The Outsider - Bagian II : Empat

The Outsider
BAGIAN II : EMPAT

SYDNEY.S

Bab kali ini diakhiri dengan pengumuman hukuman yang akan dijatuhkan kepada Meursault yaitu hukuman mati dengan lehernya yang akan dipenggal di sebuah lapangan umum. Pada bab ini, Meursault dikatakan sebagai manusia yang tidak memiliki jiwa, tidak memiliki akses terhadap kemanusiaan, tidak memiliki prinsip-prinsip moral yang melindungi hati manusia, berhati kosong, dan ia membentuk jurang yang mengancam untuk menelan masyarakat. Meursault digambarkan sebagai orang yang mengabaikan dasar-dasar aturan kehidupan bermasyarakat, dan karena itu hukuman matilah yang pantas diterima oleh Meursault. Meskipun ia harus dihukum karena membunuh orang Arab tersebut, permaslahan Meursault lebih difokuskan terhadap sikapnya yang ditunjukan pada pemakaman ibunya. Penyimpulan jaksa pada kasus ini sebenarnya diketahui oleh Meursault bahwa tidak semuanya benar. Tetapi Meursault tidak merasa bahwa ia harus memberikan penjelasannya lebih lagi, sehingga ia menerima hukuman tersebut begitu saja.

Di lingkungan masyarakat yang digambarkan di buku, orang yang tidak menunjukan kesedihan pada saat pemakaman ibunya dapat dihukum sampai mati. Menurut saya hal tersebut tidaklah adil, apalagi semua yang disimpulkan sang jaksa tidak semuanya benar. Tetapi Meursault bukanlah seperti orang-orang biasa. Ia memilih untuk tidak menyatakan yang benar, tidak mengatakan isi hatinya, maupun mengatakan lebih dari yang ia rasakan. Ia secara gampang menerima hukuman mati tersebut karena merasa hidupnya tidak berarti (Absurdisme). Kematian adalah hal biasa baginya, menurutnya semua akan mati dan gagal dalam kehidupan. Dalam lingkungan kehidupan, orang seperti Meursault bisa digambarkan sebagai sang pemberontak, orang asing yang tinggal di dunia bukan miliknya. Di mata semua orang, ia seperti orang terbuang hanya karena sesungguhnya, ialah orang yang tidak berdusta. 

Comments

Popular posts from this blog

Sihir Perempuan - Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari

Sihir Perempuan - Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah

Sihir Perempuan - Introduksi