Sihir Perempuan - Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari

Sihir Perempuan
BAB 3 : PEREMPUAN BUTA TANPA IBU JARI
SYDNEY.S

Cerpen pada bab 3 kali ini mirip dengan film legendaris yang telah mendunia yaitu Cinderella. Cerita berjudul Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari  ini dituliskan dari sudut pandang kakak tiri Sindelarat, yaitu yang memainkan tokoh Cinderella. Kakak tiri Sindelarat menceritakan kisah hidupnya, kemarahannya, dan perasaannya. Ia mengisahkan bagaimana ia akhrinya memiliki mata yang buta, dan kaki tanpa ibu jari. Secara singkat, Ia bersama adiknya selalu diolok-olok oleh warga desa karena profil ibunya yang hanya mendekati laki-laki kaya untuk dinikahi. Ibunya akhirnya menikahi ayah Sindelarat. Ia dan adiknya selalu iri dan benci dengan Larat yang selalu dimanja oleh ayah tirinya. Ia lelah menjadi yang ke-2. Ketika ayah Larat meninggal, ia membalas dendamnya dengan memperbudak Larat dan membiarkannya tinggal di loteng. Tetapi, hal itu tidak memberhentikan Larat untuk menjadi yang nomor 1. Suatu ketika, Gusti Pangeran mengadakan acara untuk menemukan puteri sejatinya, tetapi yang tertinggal hanyalah sepatu kaca milik puteri sejati tersebut, yaitu Larat. Gusti Pangeran harus memasuki rumah-rumah, mencari puteri sejatinya dengan mencocokan sepatu itu. Akhirnya kakak dan adik tiri Larat harus memotong sebagian dari kakinya untuk dibawa ke istana dan menjadi puteri sejati sang pangeran. Tetapi kedua mereka gagal, dan tetap Larat yang akhirnya ditemukan, menjadi puteri sejati. Akhirnya, ibu mereka jatuh sakit, dan ketika kakak tiri kembali kepada Larat untuk meminta bantuan, Larat pun membuat mereka buta. Tetapi, Larat pun tidak hidup senang. Cerita ini berakhir tragis dengan meninggalnya Larat karena pendarahan. 

Cerita ini memang mirip dengan Cinderella, terutama pada bagian awalnya. Tetapi ada tambahan cerita yang membuat cerpen mengenai Cinderella ini mengelola genre horor. Sinderlarat yang digambarkan disini juga memiliki pribadi yang berbeda dengan Cinderella pada umunya. Ia membalas dendamnya, memiliki sifat ketidakpedulian, dan membiarkan saudaranya dibutakan. Menurut saya, penulisan cerita ini sangat kreatif karena dapat mengubah kebahagiaan dongeng menjadi cerita horor dan menyeramkan. Selain itu, di bagian akhir cerita ini, terdapat perubahan karakter antagonis dan protagonis.

Cerpen ini juga ditulisakan bedasarkan realita. Terdapat aspek politik, kekuasaan, dan keadilan yang kita dapat kaitkan ke permasalahan global pada jaman sekarang. Ketika kedua saudara tiri memotong bagian kakinya hanya untuk dianggap menjadi putri sejati Pangeran Gusti, perlakuan tersebut dapat dikategorikan dengan kecurangan berpolitik. Jika di dalam dunia ini, banyak sekali yang melakukan kebohongan dalam berpolitik, maka pasti banyak timbulnya konflik-konflik antar negara. Selain itu, mengenai kekuasaan, ketika Sinderlarat tinggal akhirnya menjadi putri sang pangeran, ia memiliki kekuasaan, dan menggunakannya untuk membutakan kedua saudara tirinya. Seharusnya kekuasaan tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya, tetapi yang dilakukan oleh Sinderlarat adalah sebaliknya. Hal seperti itu sering kali menimbulkan permasalahan global seperti perbedaan kesengjangan sosial yang semakin tidak rata. Dikarenakan, orang yang berkuasa selalu merampas keadilan orang lain yang tidak berkuasa. Mereka sering kali memperlakukan orang lain tanpa memikir, memperlakukannya dengan tidak adil.

Comments

Popular posts from this blog

Sihir Perempuan - Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah

Sihir Perempuan - Introduksi