Tiada Ojek di Paris
BAB 13 : KOPI - Kopi bukan hanya caffeine, kopi telah menjadi makna
SYDNEY.S
Sekali lagi, esai karya Seno ini menggunakan bahasa Indolish (Indonesia dan Inggris) dan sekali lagi ia membahas mengenai kopi. Meski topiknya mirip dengan esai sebelumnya, bidang pembahasannya cukup berbeda. Dalam esai ini, penulis menggunakan gaya bahasa yang komunikatif hingga membaca terasa menyenangkan. Sebagai konten pembicaraan di esai ini, pingin mengungkapkan makna dan nilai dari kopi menurut opininya. Secara pribadi saya menyetujui apa yang dikatakan oleh sang penulis, bahwa kopi yang dulunya hanya diistimewakan karena rasanya, sekarang seolah-olah terdapat nilai tambahan yang membuat sebuah kopi lebih bermakna. Semua itu tentunya juga terjadi karena adanya efek globalisasi, urbanisasi, dan perkembangan jaman. Dengan cara pemikiran sang penulis yang lalu ia tuangakan menjadi hasil karya tersebut, saya selalu memvisualkan penulis sebagai orang yang unik, memikir diluar kotak, keluar dari zona nyaman dan kreatif. Identitas penulis juga terlihat bahwa ia sungguh berpengetahuan luas, dibuktikan dengan penjelasan-penjelasan kuat yang mendukung pernyataan atau argumennya.
Comments
Post a Comment