Sense and Sensibility - Volume 2
Sense and Sensibility
VOLUME 2
SYDNEY.S
Bab 23
Membuka volume baru, bab yang kali ini masih bercerita mengenai perasaan Elinor setelah membahas soal Edward dengan Lucy. Elinor tampak sangat dewasa dalam menanggapi soal ini. Ia mencoba untuk menguatkan diri, segera melupakan perkataan Lucy, dan berpikir sisi positifnya bahwa Edward akan lebih memilih dirinya dibandingkan Lucy. Pada akhir bab ini, ia juga seakan-akan ingin memberi tahu Lucy mengenai hubungannya dengan Edward. Tetapi di balik semua itu, Elinor juga tampak sangat patah hati dan ragu mengenai perasaannya terhadap Edward. Seperti yang sudah saya bahas di bab sebelumnya, Elinor juga bukanlah tipe orang yang suka mempublikasikan perasaan dan pikirannya, hingga ia berhasil untuk menutupi kesedihannya di hadapan Mrs.Dashwood dan Elinor. Melalui bab ini, saya bisa menyimpulkan bahwa Elinor mencerminkan sifat “Sense” dan akan sangat berbeda dengan Marianne jika ia harus menghadapi situasi seperti ini.
Bab 24
Pada awal bab ini, Elinor tampak ingin menggali informasi lebih lagi mengenai hubungan anatara Edward dan Lucy. Karena itu, ia berpura-pura untuk ingin membantu Lucy dan Edward dengan memberikan saran ataupun nasehat untuk pertunangan mereka. Dari cerita ini, saya kira Elinor masih berpikir positif bahwa Edward akan tetapi memilihnya daripada Lucy. Maka karena itu, Elinor seakan-akan berusaha untuk tidak membahas mengenai Edward lagi. Selain itu sebagai pembaca, saya bisa lihat hubungan antara Lucy dan Elinor yang tampak seperti mereka sangatlah iri dengan satu sama lain karena menyukai laki-laki yang sama.
Bab 25
Bab ini menceritakan mengenai ajakan Mrs.Jennings untuk menghabiskan musim dingin di London bersama Marianne dan Elinor. Marianne tentunya menunjukan kegembirannya mengetahui bahwa ia akan segera bertemu kembali dengan kekasihnya, Willoughby. Tetapi, Elinor tampak tidak ingin pergi ke London mungkin karena ia masi merasa kepahitan. Tetapi karena paksaan Marianne, Elinor pun akhirnya setuju untuk pergi. Membaca bab ini, saya dapat melihat bagaimana Elinor adalah kakak yang pengertian dan dewasa, sementara Marianne lebih bersifat kekanak-kanakan. Saya merasa bahwa akan ada insiden penting yang terjadi di London mengenai pertemuan Willoughby dan Marianne. Beberapa bab telah melewati cerita Willoughby dan mungkin ini saatnya penulis membawa kembali Willoughby dan Marianne.
Bab 26
Melanjutkan cerita dari bab sebelumnya, akhirnya mereka pun berangkat ke London. Dalam perjalanan tersebut, perbincangan antara mereka bisa dibilang sangat canggung. Saat mereka tiba di London, Marianne tampak sangatlah senang dan gembira. Hal tersebut pastinya karena Elinor sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan Willoughby. Tetapi, Elinor dan para pembaca dibuat kecewa karena Willoughby yang tidak membalas suratnya ataupun mengunjunginya. Mengetahui hal itu, saya mengira bahwa keraguan saya terhadap hubungan mereka memang bisa benar. Willougby mungkin tidak menganggap Marianne dengan serius dan ia hanya memanfaatkan perasaanya. Hal yang menarik juga adalah bagaimana Kolonel Brandon adalah orang yang mengunjungi keluarga Daswood di London ini. Saya jadi menyadari bahwa ketiga tokoh laki-laki Edward, Willoughby, dan Kolonel Brandon berada di London. Mungkin hal itu menjadi petunjuk bahwa akan ada hal-hal menarik yang terjadi di London, ibu kota Inggris.
Bab 27
Sampai bab ini, Willoughby belum menampakan dirinya dan hal yang membut alur cerita semakin menarik adalah bagaimana Kolonel Brandon lah yang mengunjungi mereka. Elinor tampak senang dengan kedatangan Kolonel Brandon karena hubungan pertemanan mereka yang cukup baik. Dari perbincangan mereka, Kolonel Brandon mengatakan bahwa berita mengenai tunangan Willoughby dan Marianne telah tersebar. Tetapi, para karakter seakan-akan tidak yakin dengan hal itu karena mereka sendiri tidak mengetahuinya. Sebagai pembaca, saya juga tidak yakin jika Kolonel Brandon mengatakan hal yang sebenarnya, atau ada motif dibaliknya. Membaca sampai bab ini, saya tidak bisa menebak dimana Willoughby, apa yang terjadi dengan Willoughby, dan mengapa ia menghindari Marianne. Saya merasa bahwa hubungan antara Willoughby dan Marianne ini tidak akan bertahan lama lagi, bukan karena konflik yang terjadi, tetapi karena sifat Willoughby yang tidak transparan tersebut. Akan tetapi, meski hubungan Elinor dan Edward juga mengalami banyak konflik, saya tetap merasa bahwa hubungan mereka akan bertahan lebih lama.
Bab 28
Seperti dugaanku sebelumnya, pada bab ini pertemuan Willoughby dan Marianne tidak berjalan dengan baik. Ketika mendatangi sebuah pesta, mereka melihat Wiloughby dengan seorang cewek. Karena kegembiraan Marianne, ia ingin langsung menghampirinya, tetapi Elinor mencegahnya agar tidak ada kecanggungan yang terjadi. Membaca cerita di bab ini, saya yakin semua pembaca bisa melihat bagaimana Willoughby mencoba untuk menghindari Marianne. Ia seakan-akan malu dan jijik ketika bertemu dengan Marianne. Hal itu tentunya langsung membuat seorang Marianne yang tidak dapat menahan emosinya hancur. Elinor sebagai kakak yang menyayangi adiknya menjadi kesal dengan Willoughby dan memutuskan untuk mengantar Marianne pulang.
Bagi para pembaca yang mendukung cinta Willoughby dan Marianne sekaligus tidak berekspektasi mengenai situasi ini, pasti merasa terkejut dan putus asa akan kisah cinta mereka. Akan tetapi, karena saya telah memprediksinya, hal tersebut tidak membuatku terkejut. Saya berpikir-pikir jika Marianne tidak berakhir dengan Willoughby, siapakah yang akan menjadi pangeran Marianne? Apakah penulis akan mengenalkan para pembaca terhadap karakter baru? Atau Marianne akan berakhir dengan orang yang sudah diperkenalkan kepada pembaca?
Bab 29
Melanjutkan kisah Willoughby dan Marianne, pada bab ini surat terakhir yang dituliskan oleh Marianne akhirnya terjawab oleh Willoughby. Tetapi seperti tidak ada harapan lagi bagi cinta mereka, Willoughby menjawab surat Marianne dengan kasar. Isi dari surat tersebut begitu menyinggung dan membuat hati Marianne semakin hancur. Elinor yang juga mengetahui isi surat tersebut ikut kesal. Seperti yang kita tau, Elinor selalu meragukan hubungan Marianne dan Willoughby. Mungkin Elinor yang mewakilkan karakter ‘Sensibility’ tersebut dapat merasakan hal ini akan terjadi dari awal. Pada bab ini, Marianne juga mengatakan kepada Elinor bahwa sebenarnya ia tidak pernah bertunangan.
Dari kisah cinta Willoughby dan Marianne, kita dapat melihat bagaimana Willoughby sebenarnya bukanlah lelaki idaman seperti yang dideskripsikan pada awalnya. Sebelumnya, ia terlihat baik, kaya, suka menolong, dan mencintai Marianne dengan sungguh-sungguh. Tetapi kini pembaca akan disadarkan bahwa Willoughby hanya memainkan perasaan Marianne. Pada jaman sekarang, kasus seperti ini masih sering terjadi, dimana wanita lah yang selalu dirugikan dalam sebuah hubungan. Mungkin penulis ingin mengangkat sedikit mengenai masalah derajat perempuan dalam masyarakat.
Bab 30
Bab ini membuatku semakin jengkel dengan karakter Willoughby. Mrs.Jennings dan Kolonel Brandon yang sangat prihatin dengan keadaan Marianne semuanya menunjukan dukungan mereka. Kolonel Brandon akhirnya memberi kabar bahwa Willoughby sudah bertunangan dengan Miss Grey yang akan mendapatkan warisan besar dari orang tuanya. Meski semua orang telah mengetahui kejelekan Willoughby, mereka semua tampak sangat kaget karena tidak menyangka Willoughby akan melakukan hal tersebut kepada Marianne.
Hal yang menarik di bab ini menurutku adalah bagaimana Kolonel Brandon sangat peduli dengan Marianne. Meski Marianne mengatakan ia tidak mungkin memiliki hubungan dengan orang yang jauh lebih tua, entah kenapa saya merasa bahwa Marianne akan berakhir dengan Kolonel Brandon. Karena itu, saya tidak sabar untuk lanjut membaca dan mengetahui kelanjutan dari kisah cinta Marianne.
Bab 31
Hubungan antara Kolonel Brandon dan Marianne mulai berkembang di bab ini. Marianne tentunya masih sangat sedih dengan apa yang dilakukan Willoughby sehingga ia pun ingin segera pulang dan bertemu ibunya. Pada bab ini, Kolonel Brandon mengungkapkan sikap Willoughby yang sebenarnya. Ia juga bercerita kepada Elinor bagaimana ia kehilangan gadis yang sangat dicintainya, Eliza. Menurut saya, kisah cinta Kolonel Brandon mirip dengan Marianne sehingga mereka tampak cocok. Kini, misteri mengenai kepergian Kolonel Brandon telah diungkapkan. Sebagai pembaca, kita juga bisa mengerti bagaimana perasaan Kolonel Brandon terhadap Marianne.
Bab 32
Hari telah berlalu dan Elinor akhirnya menceritakan Marianne mengenai sifat Willoughby yang sesungguhnya. Semakin kesini, saya bisa melihat bagaimana Marianne memulai untuk membuka dirinya kepada Kolonel Brandon. Karena Willoughby akan segera menikah, Marianne tampak sangat sedih namun ia seakan-akan mencoba untuk merelakan. Sifat kekanak-kanakan Marianne sekali lagi ditunjukan di bab ini. Ia digambarkan sebagai orang yang egois dan tidak memedulikan orang di sekitarnya dalam memenuhi keinginannya. Perbedaan antara Marianne dan Elinor sangatlah kontras. Saya merasa bahwa kedua dari mereka memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri. Pribadi mereka berdua melengkapi satu sama lain.
Bab 33
Di bab yang kali ini, kedua kakak adik bertemu dengan saudara lelakinya yaitu John Dashwood. Lama tak jumpa, banyak hal yang ingin John tanyakan kepada Marianne dan Elinor. Selama perbincangan mereka, saya kira perkataan John Dashwood banyak yang menyinggung dan ia tampak menunjukan sikap jahatnya. John Dashwood seakan-akan membuat alasan bahwa kondisi finansialnya sekarang kurang bagus hingga tidak dapat membantu adik-adiknya. John juga bertanya-tanya mengenai hubungan Marianne yang tentunya akan semakin membuat Marianne sedih. Pembaca pastinya juga bisa melihat bagaimana Elinor mencoba untuk tidak membahas hal yang menyakitkan untuk adiknya. Namun, John juga seakan-akan mendukung Elinor untuk bertunangan dengan Kolonel Brandon. Elinor mengetahui perasaan Kolonel Brandon terhadap Marianne meski sekarang Marianne belum bisa membuka hatinya untuk laki-laki lain.
Bab 34
Membaca bab ini membuatku sangat kesal dengan karakter Mrs.Ferrars. Setelah John Dashwood memberi kabar kepada Fanny, mereka langsung bertamu di kediaman Mrs.Jennings dan Lady Middleton. Keluarga John Dashwood mengundang Keluarga Middleton, Kolonel Brandon, dan Miss Steele untuk makan malam. Ketika Elinor sedang melukis, Mrs.Ferrars datang dan saya bisa bilang ia merusak suasana. Mrs.Ferrars mengejek lukisan Elinor hingga membuatnya menangis. Marianne yang mencoba untuk membela sang kaka tersebut juga di hina oleh Mrs.Ferrars. Tetapi, Kolonel Brandon akhirnya menenangkan suasanya tersebut. Saya menyukai bagaimana Kolonel Brandon berdiri untuk Marianne seakan-akan menunjukan sifat kepeduliannya. Pada bab ini, kita juga bisa melihat bagaimana Miss Stelle dan Fanny sangat mengagumi sifat Lady Middleton. Sekali lagi, saya bisa melihat perbedaan Marianne dan Elinor ketika di hina oleh Mrs.Ferrars. Elinor hanya diam dan menerima hinaan tersebut, sementara Marianne mencoba untuk melakukan pembelaan. Memang kedua adik-kakak tersebut memiliki perbedaan yang kontras tetapi saya kira hal itu membuat mereka saling melengkapi.
Bab 35
Banyak hal yang terjadi di bab ini. Pertama adalah antara Lucy dan Elinor. Mrs.Ferrars yang begitu membenci Elinor tersebut suka dengan Lucy hingga membuat Lucy seakan-akan merasa Edward adalah miliknya di hadapan Elinor. Lucy juga melontarkan kata-kata yang menyinggung Elinor hingga membuatnya kesal dan jengkel. Kedua adalah mengenai Marianne dan Lucy. Lucy terus menghina Marianne hingga membuatnya marah dan melampiaskannya kepada Edward. Marianne sekali lagi menunjukan sikap kekanak-kanakannya di bab ini dengan bagaimana ia menyindir-nyindir Edward. Mungkin karena ia merasa Edward tidak ada bedanya dengan Willoughby hingga ia terus melontarkan amarahnya ke Edward. Ketiga adalah perilaku Edward untuk menanggapi situasi tersebut. Edward tampak sangat gelisah dan takut ketika bertemu dengan Elinor. Sikap Edward sepanjang bab ini sangat menunjukanku bagaimana ia lebih memilih Elinor daripada Lucy, tetapi ia seakan-akan terlarang untuk mencintai Elinor.
Bab 36
Bab yang kali ini adalah penutup untuk Volume 2, tetapi saya kira tidak ada hal yang menarik ataupun penting. Bab kali ini bercerita mengenai Marianne dan Elinor yang harus tinggal bersama keluarga Middleton. Akan tetapi pada akhir bab ini, pembaca diberi petunjuk besar untuk volume berikutnya. Kedua saudara Dashwoord diundang ke sebuah pesta dimana para pembaca akan diperkenalkan dengan karakter baru. Selain itu, saya juga merasa bahwa setiap kali kedua saudara Dashwood ini mendatangi sebuah acara atau pesta, selalu ada hal-hal menarik yang terjadi. Entah hal tersebut merupakan konflik baru, atau kisah cinta baru, dan sebagainya. Karena itu, saya rasa volume ketiga dari buku ini akan sangat menarik dengan adanya perkenalan terhadap karakter baru, konflik baru, pengungkapan misteri, dan kisah cinta kedua saudara Dashwood yang menjadi semakin rumit.
Comments
Post a Comment