Tiada Ojek di Paris - Ojek Sudirman - Thamrin

Tiada Ojek di Paris
BAB 41 : OJEK SUDIRMAN-THAMRIN - Tiada ojek di Paris
SYDNEY.S 


Di esai yang ke-41 ini, akhirnya penulis mengungkapkan cerita dibalik judul buku ini. Esai ini mungkin berbeda dari yang sebelum-sebelumnya karena dituliskan ketika musim panas di Paris. Di esai-esai yang sebelumnya, penulis tidak pernah mengungkapkan keberadaannya ketika menulis hasil karyanya. Esai ini lebih berbicara mengenai pengalaman, opini, dan pemikiran bribadi sang penulis. Tidak banyak teori, pengertian, atau fakta-fakta yang penulis gunakan untuk membangun esai ini. Uniknya lagi, esai ini juga menampilkan gambaran poster yang dibicarakan, tidak seperti pada esai lainnya dimana penulis selalu mendeskripsikan gambaran ataupun situasinya secara detil untuk memperjelas penyampaiannya. Kini saya mengerti bahwa yang dimaksut sang penulis dari “Tiada Ojek di Paris”, adalah bagaimana perbedaan Homo Jakartensis dan Homo Parisiensis secara umum dan secara gampangnya. Penulis menjelaskan bahwa semuanya ada untuk suatu tujuan dan kebutuhan. Mengklarifikasikan perbedaan Indonesia dari negara lain semudah mengerti perbedaan masyarakatnya : rutinitasnya, karakteristiknya, kebutuhannya, dan lain-lain. 

Comments

Popular posts from this blog

Sihir Perempuan - Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari

Sihir Perempuan - Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah

Sihir Perempuan - Introduksi