Tiada Ojek di Paris - Jakarta Yang Sebenarnya ?
Tiada Ojek di Paris
BAB 42 : JAKARTA YANG SEBENARNYA? - Jakarta bukan Babylon
SYDNEY.S
Selama membaca buku ini, saya sangat mengenali bahwa seluruh karya sang penulis tidak lari dari topik Homo Jakartensis ataupun kota Jakarta sendiri. Berdasarkan dari pengamatan saya juga, di sebagian besar karyanya penulis cenderung mengungkapkan realita ataupun fakta buruk Jakarta untuk memberi penjelasan kepada para pembacanya bahwa Jakarta yang kita impikan tidaklah sama dengan yang sesungguhnya. Secara jujur, saya setuju dengan sebagian besar fakta-fakta Jakarta ataupun Homo Jakartensis yang telah menjadi pembicaraan di buku berjudul “Tiada Ojek di Paris” sejauh ini. Meski juga beberapa dari esainya sedikit kasar, menyinggung, dan tidak menghormati Indonesia, saya mengira itu tidaklah sebuah masalah bahwa sang penulis ingin mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadinya melalui hasil karyanya sendiri. Akan tetapi di esai yang kali ini, saya dapat melihat kesadaran sang penulis yang selama ini seakan-akan ingin menampilkan keburukan Jakarta. Ia juga menunjukan sikapnya yang berpadangan terbuka, ia mengerti bahwa seluruh karyanya dituliskan berdasarkan opininya, dan bahwa semua orang dapat memiliki pendapat yang berbeda. Saya menyukai bagaiamana di esai ini ia juga seakan-akan melalukan self-reflection terhadap dirinya.
Comments
Post a Comment